Labyrinth of the World and Paradise of the Heart Karya John Amos Comenius – Labirin Bumi serta Kayangan Batin merupakan novel oleh John Amos Comenius. Novel itu merupakan a karikatural parabel. Dikira selaku adiratna Barok kesusastraan, itu merupakan salah satu buatan terutama pengarang. Comenius menuntaskan tipe awal pada 1623, namun ia menulis balik novel itu sebagian kali, mengganti rancangan serta wujudnya.
Labyrinth of the World and Paradise of the Heart Karya John Amos Comenius
embracingthechild.org – Novel ini senantiasa jadi buatan lama yang sangat banyak dibaca Kesusastraan Ceko. Bumi ditafsirkan selaku kota yang menyamai a labirin, dimasukkan oleh a pengunjung( pencerita serta pengarang sendiri). Kota itu mempunyai Gapura Masuk, serta Gapura Pembelahan; 6 jalur penting yang menggantikan 6 kategori bumi; The Castle of Fortune di tengahnya; serta The Common Square.
Di Bagian Satu novel ini, Labirin Bumi (Ayat 1–36), pengunjung berasosiasi dengan 2 pembimbing, Searchall Ubiquitous (parabel keingintahuan orang serta kerinduan hendak wawasan), serta Delusion( parabel kelambanan mengadopsi pandangan konvensional serta cetek).
Baca Juga : Rekomendasi Buku Cerita Terbaik untuk Anak
Ia mencari profesi buat dirinya sendiri yang sangat cocok dengan badan serta jiwanya. Pembimbing, bagaimanapun, menghindari pengunjung dari memandang realitas dengan buatnya memandang bumi lewat kacamata. Ia tidak sering membekuk sejenak kenyataan. Seperti itu kenapa ia tidak bisa menciptakan opsi yang pas; apalagi di Kastil Kebijaksanaan ia memandang Keangkuhan.
Ia memandang kehidupan orang selaku tidak berarti, serta kekhawatiran oleh kematian; tetapi ia menciptakan keamanan di Bagian 2 dari novel itu, Kayangan Batin( Ayat 37–54), di mana ia kembali ke dalam hatinya, dipanggil ke situ oleh Allah. Di situ beliau didatangi oleh Kristus yang berkata kepadanya apa maksud sesungguhnya dari bumi itu, alhasil pengunjung, yang saat ini sudah beralih bentuk,
bisa berasosiasi dengan Gereja Abnormal serta melihatnya lewat kacamata terkini yang ialah sabda ataupun suara Tuhan serta Arwah Bersih. Ia kesimpulannya memandang Fadilat Tuhan serta diperoleh di antara kepunyaan Tuhan. Buat ini, ia akseptabel kasih dengan berkah serta lagu pujian yang memperingati Fadilat, Keelokan serta Cinta Tuhan.
Novel itu ditulis dalam bahasa berseni. Ini merupakan visi yang puitis, serta Comenius tidak cuma mempersoalkan warga; Beliau pula berupaya membekuk perkembangan Orang pada biasanya( serta membuktikan dualisme metode hidup material serta kebatinan). Ia menunjuk pada kesia- siaan upaya orang yang berpusat pada bumi material serta berikan ketahui pembaca kalau seorang wajib menjajaki kemauan Tuhan, semacam yang dikatakan dalam Alkitab.
Semacam dituturkan di atas, novel ini senantiasa amat terkenal serta sedang dicetak( sepanjang ini 2 versi terakhir di Republik Ceko timbul pada tahun 2001, yang lekas terjual habis, serta 2005. Bangunan Bibliotek Moravia terkini yang dibuka pada Brno pada bertepatan pada 2 April 2001 mempunyai relief batu Labirin di bilik depannya.
John Amos Comenius
John Amos Comenius( bahasa Ceko: JanÁmos Komenský; bahasa Slowakia: Ján Amos Komenský; bahasa Jerman: Johann mos Comenius; bahasa Polandia: Jan Amos Komeński; bahasa Latin: Iohannes Amos Comenius; lahir di Moravia, Ceko, 28 Maret 1592– tewas di Amsterdam, Belanda, 15 November 1670 pada baya 78 tahun) merupakan seseorang guru, akademikus pengajar serta pengarang Ceko. Donasi Comenius sedemikian itu berkualitas, alhasil di setelah itu hari beliau menyambut titel martabat Bapa Pembelajaran Modern.
Selaku seseorang guru, John Comenius memahami bagus kelemahan sistem sekolah era ke- 17 yang di dalamnya beliau berkecimpung. Memanglah, tidak terdapat sistem pembelajaran yang sempurna, namun sistem sekolah era ke- 17 di Eropa betul- betul kurang baik.
Dari berpangku tangan sembari meringik serta mendakwa, Comenius menyudahi buat melakukan suatu. Apa yang beliau jalani, serta kenapa beliau melaksanakannya? Tidak hanya itu, apa yang bisa kita pelajari dari laki- laki yang diucap ayah pembelajaran modern?
Kerangka Belakang
John Amos Comenius( JanÁmos Komenský, julukan aslinya dalam Bahasa Ceko) lahir pada bertepatan pada 28 Maret 1592, di Moravia, area yang saat ini diketahui selaku Republik Ceko. Beliau merupakan anak beruju dari 5 berkeluarga, salah satunya putra dari pendamping suami- istri yang lumayan terletak dari kalangan orang jelata.
Orang- tuanya merupakan badan Aliansi Bruder (belum lama diketahui selaku Bruder Bohemia ataupun Gereja Moravia), golongan agama yang berawal dari medio era ke- 15 di dasar akibat Kalangan Waldens serta figur reformis lain semacam Peter Chelčhický. Sehabis menuntaskan pendidikannya di Jerman, Comenius kembali ke tanah airnya. Belum lama, pada umur 24 tahun, beliau dilantik jadi pastor dari Aliansi Bruder.
Comenius Terletak dalam Pengasingan
Pada tahun 1618, Comenius memantau suatu paroki kecil di Fulnek, yang berada di kurang lebih 240 km di sisi timur Praha. Pada durasi itu, Kelakuan Jawaban Kristen kepada Pembaruan Protestantisme lagi berjalan di Eropa. Ketegangan antara pemeluk Kristen serta Protestan lalu melambung samapai, kesimpulannya, Perang 3 Puluh Tahun( 1618- 48) meletus.
Sehabis berjuang sepanjang satu dasawarsa, agama Kristen diklaim selaku salah satunya agama yang legal bagi hukum di Moravia. Comenius serta kalangan warga atas diberi opsi menerima— Kristen ataupun ambil kaki dari negeri itu. Sebab Comenius tidak bernazar berpindah agama, beliau memboyong keluarganya ke luar negara ke kota kecil di Leszno, pusat aktivitas Aliansi Bruder yang populer di Polandia. Ini men catat dini isolasi yang berjalan sampai 42 tahun. Beliau tidak sempat lagi berdiam di negara kelahirannya.
“Rumah Abatoar Benak”
Comenius menemukan profesi selaku guru Bahasa Latin di Gimnasium Leszno—sekolah perencanaan untuk para mahasiswa. Tetapi, dalam durasi pendek, beliau tidak merasa puas dengan tata cara pengajaran yang tidak memadai—dan ini memanglah berargumen.
Sistem sekolah pada era Comenius keadaannya amat memprihatinkan. Misalnya, cuma laki- laki yang dikira pantas menemukan pembelajaran, melainkan yang berawal dari keluarga miskin. Pengajaran di dalam kategori beberapa besar dicoba dengan memasukkan tutur, perkataan, serta aturan perkataan Latin ke kepala anak didik.
Kenapa? Sebab beberapa besar sekolah pada era medio dikendalikan oleh Gereja Kristen, yang melangsungkan liturginya dalam Bahasa Latin. Oleh sebab itu, mengarahkan Bahasa Latin berarti buat membenarkan daya yang bisa direkrut menjdai pastor senantiasa ada.
Tidak hanya itu, tidak sempat terpikir buat menetapakan tujuan- tujuan berlatih yang khusus, pula tidak terdapat instruksi yang didesain buat memusatkan para anak didik dengan cara berangsur- angsur dari buah pikiran simpel ke buah pikiran yang kompleks. Disiplinnya kencang, terkadang kejam, serta atmosfer moralnya amat seram.
Jadi, tidak bingung kalau seseorang pengajar asal Skotlandia bernama Simon Laurie sempat melukiskan sekolah- sekolah pada era ke- 17 selaku” kesemrawutan yang tidak terbantu lagi” serta” tidak menarik”. Comenius apalagi lebih lalu jelas lagi. Beliau mengatakan sekolah- sekolah“ rumah abatoar benak”.
Suatu Tata cara Terkini Pengajaran Muncul
Comenius tidaklah orang awal yang menyuarakan perlunya pembaruan pembelajaran. Di Inggris, Franci Bacon sudah mencacat pengepresan pada Bahasa Latin itu serta mengimbau supaya kembali menekuni alam. Wolfgang Ratke serta Valentine Andreae di Jerman, dan tokoh- tokoh lain pula memperjuangkan perbaikan- perbaikan. Hendak namun, seluruhnya kandas memperoleh sokongan sah untuk gagasan- gagasan mereka.
Comenius menganjurkan sesuatu sistem yang membuat cara berlatih mengasyikkan, bukannya menjenuhkan serta meletihkan. Beliau mengatakan konsep pendidikannya: pampaedia, yang berarti” pembelajaran umum”. Tujuannya merupakan memutuskan sistem pengajaran liberal yang bisa dinikmati tiap orang.
Kanak- kanak sepatutnya diajarkan dengan cara berangsur- angsur, tuturnya, dengan rancangan dasar yang bertambah dengan cara alami sampai rancangan yang lebih kompleks. Comenius pula menyarankan pemakaian bahasa bunda sepanjang sebagian tahun awal sekolah, kebalikannya dari bahasa Latin.
Baca Juga : Rekomendasi Situs Book Seller Terbaik Untuk Para Penggemar Buku
Hendak namun, pembelajaran sepatutnya tidak dibatasi pada umur menjelang berusia, namun melingkupi semua era hidup seorang. Dengan uraian semacam itu, beliau memilah rentang waktu kehidupan orang jadi 7 langkah.
- Sekolah Kelahiran
- Sekolah Bayi
- Sekolah Kanak- kanak
- Sekolah Remaja
- Sekolah Pemuda
- Sekolah Orang Dewasa
- Sekolah Lanjut Usia
Comenius menulis kalau aktivitas belajar- mengajar seharusnya” betul- betul efisien, betul- betul mengasyikkan, serta sedemikian muka alhasil sekolahbenar- benar bagaikan game, ialah dini yang mengasyikkan dari semua kehidupan kita”. Beliau pula yakin kalau sekolah sepatutnya bukan cuma berpusat pada pembelajaran benak melainkan pula pada pembelajaran orang seutuhnya—bahwa itu seharusnya melingkupi pengajaran akhlak serta rohani.